Ketika perusahaan menerapkan sistem manajemen mutu, terutama implementasi ISO 9001 dalam sistem manajemen mutu mereka, perlu diketahui bahwa ada 3 jenis audit yang perlu dilaksanakan guna memastikan operasional, produk, dan kepatuhan perusahaan sesuai dengan standar manajemen mutu ISO 9001. 3 jenis audit ini diantaranya audit pihak pertama, kedua dan ketiga. Masing-masing audit mempunyai peran untuk memastikan perusahaan atau pihak yang bekerjasama dengan perusahaan sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001.

Audit pihak pertama

Audit pihak pertama sering juga disebut sebagai audit internal. Audit ini terjadi ketika perusahaan ingin mengaudit proses operasional mereka dalam konteks sistem manajemen mutu. Tujuannya untuk memastikan perusahaan telah memenuhi prosedur yang telah direncanakan dan ditentukan.

Auditor yang melakukan audit ini berasal dari dalam perusahaan atau perorangan yang disewa perusahaan untuk melakukan audit internal. Auditor harus bertindak atas nama perusahaan dan bukan atas nama lembaga lain. 

Bukan hanya memastikan apakah proses perusahaan telah memenuhi persyaratan suatu standar, namun audit ini juga perlu memperhatikan seluruh aturan yang telah ditetapkan perusahaan itu sendiri. Audit ini akan melibatkan:

1. Mencari area yang terdapat ketidaksesuaian atau masalah
2. Menilai area yang terdapat ketidaksesuaian atau masalah
3. Merekomendasikan tindakan perbaikan yang dapat diambil
4. Cara untuk meningkatkan efektivitas SMM ISO 9001

Audit pihak kedua

Audit pihak kedua ini merupakan audit yang dilakukan oleh perusahaan kepada pemasok atau pemasok kepada perusahaan. Hal ini dilakukan ketika perusahaan atau pemasok ingin memastikan bahwa perusahaan atau pemasok telah memenuhi persyaratan mutu yang diajukan dalam kontrak. Persyaratan ini mencakup:

1. Konsistensi kualitas produk
2. Proses produk atau layanan yang terkendali
3. Pengujian produk atau layanan
4. Ketertelusuran suku cadang
5. Standar kebersihan khusus
6. Dokumentasi khusus
7. Beberapa persyaratan lainnya.

Audit ini dapat dilakukan di lokasi atau diluar lokasi dengan meninjau dokumen yang telah diserahkan pemasok ke perusahaan atau perusahaan ke pemasok.

Banyak yang beranggapan bahwa audit pihak kedua ini tidak wajib dilakukan. Walaupun audit pihak kedua ini tidak termasuk kedalam persyaratan sertifikasi ISO, namun audit ini diperlukan untuk perusahaan atau pemasok dapat memastikan pihak yang bekerjasama dengan mereka telah memenuhi standar ISO 9001.

Audit pihak ketiga

Audit ini dilakukan ketika perusahaan memutuskan ingin mengimplementasikan SMM yang sesuai dengan persyaratan standar seperti ISO 9001 guna memastikan perusahaan telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya dan sesuai dengan standar ISO 9001. Hal ini juga akan memberikan bukti kuat terhadap perusahaan bahwa perusahaan telah berhasil menerapkan SMM ISO 9001. 

Jenis audit ini dilakukan oleh pihak luar organisasi seperti lembaga sertifikasi atau register, dan auditor akan memberikan rekomendasi kepada perusahaan bahwa perusahaan telah memenuhi persyaratan mutu dan berhak mendapatkan sertifikasi.

Dalam audit pihak ketiga ada 3 jenis audit yang dapat dilaksanakan yaitu:

1. Audit sertifikasi
2. Audit pemeliharaan atau pengawasan (survailen)
3. Audit resertifikasi.

Hubungan Ketiga Jenis Audit dengan ISO 9001

Ketiga jenis audit ini yaitu audit pihak pertama, pihak kedua, dan pihak ketiga memiliki tujuan yang sama dalam menjaga kualitas produk atau layanan yang disediakan oleh perusahaan. Audit tersebut diadakan untuk memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi persyaratan standar ISO 9001. 

Dalam hal ini, pihak pertama membantu organisasi memantau kinerja dan perbaikan sistem manajemen mutu mereka. Audit pihak kedua memberikan wawasan dan sudut pandang pemasok kepada perusahaan atau perusahaan kepada pemasok. Dan audit pihak ketiga adalah bentuk validasi eksternal bahwa sistem manajemen mutu perusahaan telah memenuhi standar yang ditetapkan sebelumnya.